Melongok Kamarnya Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul



"Kalau ke pantai selatan Jawa, jangan pakai baju hijau ya. Nanti diambil sama Nyi Roro Kidul".

Pastinya sudah tidak asing lagi ya dengan larangan memakai baju hijau di pantai selatan Jawa. Tahukah kalian apa alasannya? Mari kita cari tahu dan berkenalan dengan ratu cantik penguasa samudera selatan, Nyi Roro Kidul.

Pada tahun 2011 kemarin, saya dan teman-teman mengunjungi Kamar Nyi Roro Kidul di Hotel Inna Samudera Beach di Jalan Cisolok Raya KM 7, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Untuk tiket masuknya, tiap orang dikenakan biaya Rp 15.000,-.

Kamar dengan nomor 308 adalah kamar yang (katanya) sering didatangi oleh Nyai. Sehingga kamar-kamar yang bersebelahan dengan kamar 308 selalu laris disewa oleh pencari "ilmu" / petapa. Mereka datang untuk bersemedi / bertapa berhari-hari, berharap Nyai mau bertemu mereka dan mengabulkan permintaannya. Entah itu meminta ilmu kekebalan, kekayaan, kekuasaan, semua hal-hal yang bersifat duniawi. Bisa juga bersemedi di dalam kamar 308 dengan tarif harga Rp 125.000 per jam dan hanya diperbolehkan bertapa selama satu jam. Petapa tidak boleh berlama-lama di kamar ini karena takut mengganggu Nyi Roro Kidul.

Kami dipandu oleh salah seorang petugas hotel yang juga merangkap sebagai local guide  kamar 308. Beliau mengingatkan kami agar berlaku sopan,tidak mengucapkan kata-kata kasar selama di dalam kamar Nyi Roro Kidul. Wanita yang sedang datang bulan juga tidak boleh memasuki kamar ini.


Nyi Roro Kidul ini adalah legenda bagi masyarakat Sunda, Jawa dan Bali. Dalam versi Sunda, Nyi Roro Kidul dipercaya sebagai jelmaan Dewi Kadita, putri kerajaan Pajajaran, yang mendapat kutukan dari Ibu tirinya sehingga tubuhnya penuh kudis dan kusta. Akhirnya Dewi Kadita diusir dari Istana dan berjalan ke arah Selatan Jawa. Setelah berjalan berhari-hari, Dewi Kadita melihat laut yang jernih dan langsung menceburkan diri ke dalamnya. Seketika penyakit di tubuhnya hilang, parasnya kembali menjadi cantik jelita. Dewi Kadita pun menjadi penguasa Samudera Selatan untuk selama-lamanya dan dikenal dengan nama Nyi Roro Kidul.

Legenda tadi berbeda dengan versi Jawa yang percaya bahwa Nyi Roro Kidul bukanlah penguasa samudera selatan, melainkan abdi setia Kanjeng Ratu Kidul, yang sudah ada lebih lama sebelum kerajaan Pajajaran. Walau ceritanya berbeda, masyarakat Jawa dan Sunda meyakini bahwa Roro Kidul adalah penguasa samudera selatan.

Begitu pintu kamar 308 dibuka, hawa dingin, bau bunga dan dupa membuat bulu kuduk saya merinding. Walaupun saya tidak terlalu percaya yang kayak beginian, tetap saja saya agak takut. Scary and spooky. Siapa tahu kan begitu masuk ke kamar, Nyi Roro Kidul ada di sudut kamar menyambut kami. *ya kali*

Nyi Roro Kidul memang ternyata fanatik warna hejo atau hijau. Sprei, bantal, dinding, kursi semuanya warna hijau. Pak pemandu kami menjelaskan bahwa Ratu memang sangat sangat sangat menyukai warna hijau. Para dayang-dayang dan pelayannya juga memakai warna hijau. Itulah mengapa wisatawan dilarang memakai baju hijau ketika berwisata ke pantai selatan agar tidak diambil (digulung ombak) dan dijadikan pelayan Ratu.

Di dalam kamar yang tidak terlalu besar itu terdapat single bed dengan sprei dan bantal berwarna hijau. Tepat di sebelah tempat tidur ada kotak kaca berisi perhiasan yang katanya persembahan dari petapa yang dikabulkan permohonannya oleh Nyi Roro Kidul. Selain perhiasan ada juga kebaya hijau cantik, persembahan dari petapa.

Tempat tidurnya hijau, spreinya juga hijau.

Perhiasan-perhiasan Nyi Roro Kidul yang merupakan persembahan dari para petapa.

Kursinya merah, tetapi tetap dilapisi kain hijau. Kebaya hijau itu juga persembahan dari petapa Nyi Roro Kidul.
  
Yang paling menarik perhatian saya adaalah lukisan besar di tengah-tengah kamar. Ada seorang perempuan dengan tubuh molek memegang rambutnya yang panjang berdiri di tengah ombak. Lukisan itu dibuat oleh Basoeki Abdullah, pelukis tersohor Indonesia. Di depan lukisan itu terdapat sesajen yang rutin dipersembahkan setiap hari untuk Nyi Roro Kidul.

Lukisan Nyi Roro Kidul oleh Basoeki Abdullah yang terletak di tengah-tengah kamar lengkap dengan sesajen di depannya.

Di dinding tergantung lukisan Nyi Roro Kidul yang juga dilukis oleh Basoeki Abdullah pada tahun 1981.
Setelah menjelaskan isi kamar, Pak Pemandu mengajak kami ke balkon kamar. Dia menunjuk satu pohon besar dan mengatakan bahwa itu adalah pohon kesayangan Ratu. Presiden Soekarno pun kerap kali datang dan duduk di bawah pohon itu. Hmmm, ternyata Bung Karno dan Nyi Roro Kidul sohiban (sahabatan) ya.

Jelas saja Bung Karno suka mengunjungi Hotel Inna Samudera karena hotel ini dibangun oleh beliau pada tahun 1962 bersamaan dengan dibangunnya Hotel Indonesia.

Karena tidak boleh berlama-lama di dalam kamar, kami keluar dan menuju lobi hotel yang memamerkan banyak lukisan Nyi Roro Kidul. Lukisan-lukisan tersebut diperjualbelikan kok.

Dari semua lukisan Nyi Roro Kidul, yang terbaik menurut saya tetap lukisan Basoeki Abdullah. Walau tidak ahli dalam menilai lukisan, saya tetap merasa ada aura yang kuat dari tiap guratan lukisan beliau. Rasanya, beliau sangat mengenal sosok Nyi Roro Kidul.

Jadi, mau berkunjung ke sana? ;)
Archive Blog
Label
Tampilkan selengkapnya (+2061)
Tampilkan lebih sedikit